Kubu
adalah salah satu kota terpencil yang berada di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi
Riau, karena letak dan jalan yang rusak sehingga tidak memungkinkannya sarana
pendidikan yang bermutu, tempat ini sangat jauh dari keramaian hiruk pikuk
kota, tempat ini sangat tertinggal entah siapa yang mau disalahkan pemerintah
atau penduduk yang tidak memperdulikan tempat tinggalnya, pembangunan harus
dibarengi dengan pembangunan dalam pendidikan. Bilamana hal ini tidak sejalan
maka akan terjadi ketimpangan antara laju pertumbuhan ekonomi dengan keadaan
pendidikan yang ada.
Penduduk
Kubu terutama hidup sebagai nelayan, sebagian besar penduduk berpendidikan
rendah yakni hanya mengenyam pendidikan sampai tingkat sekolah dasar, sebagian
lagi pendudukan sebagai pedagang atau buruh atau pegawai negeri atau peteni.
Sisi lain permasalahan yang dihadapi nelayan, pedagang, bruh dan petani
rata-rata tingkat pendidikan mereka pada umumnya rendah dan ketrampilan
terbatas, sehingga mereka tidak mempunyai alternative pekerjaan lain selain
sector perikanan, perdagangan, pertanian dan menjadi buruh apalagi semakin hari
kehidupan ekonomi khususnya mayoritas nelayan dikalahkan oleh nelayan besar
yang menggunakan teknologi modern dengan meningkatkan efesiensi penggunaan
teknologi modern mengakibatkan penurunan produksi bagi nelayan kecil dari waktu
ke waktu semakin bertambahnya armada penangkapan yang beroperasi diperairan,
keadaan ini memberikan indikasi bahwa kehidupan nelayan semakin keras
persaingannya, sehingga memiliki potensi terlemah.
Kondisi
ekonomi nelayan diperparah dengan maraknya pencurian ikan yang dilakukan
nelayan luar, kenaikan BBM tahun lalu sehingga biaya yang dikeluarkan semakin
besar yang meliputi pembelian alat-alat dan biaya operasional keadaan ekonomi
nelayan yang serba susah menyebabkan terjadinya perpindahan nelayan kedaerah
baru, membuat kubu kurang dikenal lagi.
Permasalahan yang muncul yang dihadapi penduduk dan pemerintah
kubu saat ini adalah :
- Kondisi ekonomi nelayan, pedagang, buruh dan petani yang tidak memungkinkannya untuk menyekolahkan anak mereka, walaupun sebagian dari mereka tumbuh kesadaran untuk menyekolahkan anaknya, namun selalu terdapat benturan antara pemenuhan kebutuhan primer, terutama pangan, dengan keinginan untuk memperoleh pendidikan
- Sebagian mereka sudah merasa cukup puas apabila sudah bisa membaca dan menulis, sehingga rata-rata tingkat pendidikan mereka hanya tamat sekolah dasar. Pendidikan bagi mereka bukan suatu hal yang harus diperjuangkan, karena lapangan pekerjaan yang tersedia hanya perikanan atau pedagang, buruh dan petani yang tidak mensyaratkan pendidikan tertentu, terutama bagi anak-anaknya yang harus membantu orang tuanya karena penghasilan orang tuanya semakin merosot, sehingga mau tidak mau mereka harus berusaha disektor perikanan yang semakin terpuruk, sebagai pedagang, buruh dan petani dengan cucuran keringat mereka sendiri untuk bertahan hidup
- Mereka tidak yakin bahwa pendidikan yang lebih tinggi akan menjamin pekerjaan yang lebih baik bila dibandingkan dengan sector perikanan, pedagang, buruh, dan petani
- Pada umumnya sarana pendidikan yang tersedia dengan fasilitas gedung serta peralatan cukup memadai tetapi kurang dalam dukungan Guru yang professional
Perlu
diinformasikan bahwa kini ditengah gemuruh
otonomi daera, sejumlah anggaran daerah yang diperoleh dari uang rakyat
melalui pembayaran pajak, pungutan retribusi dan sumber-sumberkekayaan alam
dari perut bumi pertiwi menjadi sandaran pemerintah Kabupaten Rokan Hilir yang
di alokasikan setiap tahun anggaran untuk pelayanan public seperti sector
pendidikan, kesehatan dan infra struktur/sarana umum kota secara lebih baik,
dan dimasa depan diharapkan member dan
menjawab impian rakyat akan kesejahteraan dan ketentraman hidup.